
GenPI.co - Muhammadiyah punya Zendo. Sudah beroperasi di 27 kota/kabupaten. Tanggal 1 Juni besok mulai merambah Surabaya.
Sebetulnya Zendo belum milik Muhammadiyah. Zendo masih milik pribadi seorang wanita tangguh dari kota kecil Tulungagung: Lutfy Azizah –dipanggil Lutfy.
Dialah yang mendirikan Zendo. Dia yang mengembangkannya. Awalnya dimaksudkan khusus hanya untuk Tulungagung.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Keamanan Negara
Lalu Muhammadiyah tahu: ada warganya yang luar biasa. Lutfy Azizah pun diajak bicara. Bagaimana kalau Zendo dikembangkan ke seluruh Indonesia.
Lutfy setuju. Jaringan Muhammadiyah bisa digerakkan.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Kedelai Gajah
Lutfy sangat pantas dapat perhatian dari Muhammadiyah. Dia seorang pengabdi yang tahan banting. Dia 10 tahun mengajar di TK Muhammadiyah, Tulungagung. Lalu di SD-nya. Gaji Lutfy hanya Rp 250 ribu/bulan. Atau Rp 350.000. Pokoknya di bawah 500.000.
Padahal dia janda. Harus mengasuh satu anak. Juga harus merawat adiknya yang penyandang disabilitas –tidak bisa berjalan. Bahkan masih harus merawat ibundanya pula yang sakit kanker payudara.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Memihak Rubil
Maka di samping mengajar, Lutfy bekerja apa saja. Mulai dari antar anak orang ke sekolah sampai mengajar ngaji Quran malam hari. Bahkan cuci baju dan piring di rumah tetangga. Pun sering disuruh belanja ke pasar.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News