GenPI.co - Pertamina bersama Yayasan Kitong Bisa (KBF Indonesia) mengadakan program pendidikan nonformal selama 3 bulan di Papua untuk menaikkan angka literasi.
Hasilnya, dari hampir 100 anak-anak Papua yang dididik, sekitar 33% di Merauke dan 11% di Jayapura mengalami peningkatan kemampuan baca tulis yang signifikan.
Adapun latar belakang diadakannya program ini adalah tingginya angka buta huruf di Papua yang disebabkan beberapa faktor.
BACA JUGA: KPK Periksa 7 Saksi soal Dugaan Korupsi Dana Operasional Kepala Daerah Papua
Misal, rendahnya motivasi belajar siswa, kurangnya kemampuan guru mengadopsi metodologi ajar terbaru, dan kurangnya infrastruktur pendukung giat ajar.
Oleh sebab itu, KBF Indonesia ingin menemukan metodologi terbaik yang dapat diimplementasikan secara masif ke seluruh anak Papua, agar permasalahan literasi di Papua dapat terselesaikan.
BACA JUGA: Kejati Papua Sita Uang Rp 6,4 Miliar pada Kasus Dugaan Korupsi Dana PON Papua
“Awalnya memang agak sulit beradaptasi. Setelah kami biasakan dan ulang-ulang terus metode ajarnya, akhirnya para guru jadi terbiasa," ujar Manajer Program Pendidikan KBF Indonesia, Risa Maulegi dalam keterangan resmi, Minggu (1/12/2024).
Manager CSR Pertamina Persero, Dian Hapsari menyampaikan rasa bahagia atas keberhasilan program ini.
BACA JUGA: Polda Papua Sebut Pilot Susi Air Tak Lagi Tegang Seusai Beri Kabar Keluarga
“Salah satu value dari Pertamina adalah menciptakan dampak social positif di masyarakat dan kerjasama dengan lembaga non pemerintah seperti KBF Indonesia, memberikan kesempatan kepada Pertamina untuk menciptakan dampak positif yang lebih besar lagi," tuturnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
