
GenPI.co - Penyebaran kontaminasi radionuklida Cesium-137 (Cs-137) melalui 2 jalur, yakni udara (airborne) dan limbah slag logam hasil peleburan.
Dirbinjihandak dan Nubika Pusziad TNI AD Kolonel Czi Yudil Hendro mengatakan temuan ini menjadi dasar perluasan area dekontaminasi dan relokasi warga terdampak.
“Jalur pertama adalah udara akibat aktivitas industri di sekitar kawasan ini. Jalur kedua melalui slag, yakni limbah hasil peleburan logam yang digunakan untuk reklamasi,” kata dia, dikutip Selasa (21/10).
BACA JUGA: Warga Zona Merah Radiasi Cesium-137 di Cikande Segera Relokasi, Pemkab Siapkan Tempat
Yudil menjelaskan limbah slag berbentuk seperti kerikil itu diduga dipakai mengurug lahan di beberapa titik di Desa Sukatani dan sekitarnya.
“Dari hasil identifikasi di lapangan, 2 faktor inilah penyebab utama perpindahan kontaminasi Cs-137. Ada indikasi partikel halus terbawa angin dan mengendap di permukaan tanah,” papar dia.
BACA JUGA: Dekontaminasi Radiasi Cesium-137 di Cikande Selesai Akhir 2025, Impor Scrap Disetop
Dalam hal ini, Tim Nubika dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) memetakan zona paparan demi mencegah masyarakat beraktivitas di area berisiko tinggi.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup Rasio Ridho Sani menyebut paparan radiasi tidak hanya di udara, tetapi juga di lapisan tanah permukaan.
BACA JUGA: 3 Lokasi Disiapkan untuk Relokasi Warga Terdampak Radiasi Cesium-137 di Cikande
“Kami baru mendeteksi kontaminasi di lapisan atas. Untuk memastikan kondisi bawah, perlu dilakukan pengeboran (coring) dan pembersihan lapisan (stripping),” terang dia.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News