GenPI.co - Penggunaan etanol sebagai campuran bahan bakar minyak (BBM) dinilai menjadi langkah konkret menuju energi hijau dan kemandirian energi nasional.
Guru Besar Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB Tri Yus Widjajanto menyebut kebijakan yang diinisiasi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia itu merupakan bukti pemerintah berada di jalur transisi energi yang tepat.
Menurut Tri, negara-negara maju sudah lama menggunakan etanol untuk menekan emisi karbon.
BACA JUGA: Pemerintah Siapkan Roadmap BBM Campuran Etanol, Bahlil Sebut Terinspirasi Biodiesel
"Indonesia punya potensi besar dari bahan baku lokal seperti tebu, singkong, dan jagung. Jadi, kebijakan ini tepat dan visioner," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (10/10).
Tri menilai langkah Menteri Bahlil bukan sekadar inovasi teknis, melainkan bagian dari strategi besar dekarbonisasi dan upaya membangun swasembada energi nasional.
BACA JUGA: Atasi BBM Langka, Bahlil Minta SPBU Swasta Gandeng Pertamina: Hajat Orang Banyak
Menurut dia, penerapan kebijakan ini bisa mengurangi impor energi dan menciptakan lapangan kerja di daerah penghasil bahan baku bioetanol.
"Kalau dijalankan secara serius, program ini bisa menjadi tonggak awal kemandirian energi nasional dan menumbuhkan ekonomi rakyat," tegasnya.
BACA JUGA: Politikus Golkar Jawab Isu BBM Langka, Stok Nasional Disebut Aman
Dosen Program Doktor Manajemen di FEB Universitas Islam Bandung (Unisba) Ima Amaliah juga mengapresiasi arah kebijakan pemerintah yang mendorong pemanfaatan energi domestik.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News















































