
GenPI.co - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memutuskan menggunakan alat berat untuk mengevakuasi korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny Sidoarjo.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengatakan keputusan ini diambil setelah berdiskusi dengan keluarga korban.
"Hal ini dilakukan setelah seluruh pihak terkait berdiskusi dengan keluarga korban. Keluarga juga setuju untuk penggunaan alat berat," kata dia, Kamis (2/10).
BACA JUGA: ITS Sebut Runtuhnya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Akibat Gagal Struktur di Semua Elemen
Pratikno menjelaskan tim gabungan sudah mengonfirmasi kepada keluarga korban bahwa tidak lagi ditemukan tanda-tanda kehidupan dari korban di bawah reruntuhan bangunan.
Dia menyebut para keluarga menyetujui proses ini dengan menandatangani dokumen terkait.
BACA JUGA: Area Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Harus Kosong, Struktur Rapuh Hambat Evakuasi Korban
Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menjelaskan sudah menyiapkan 219 petugas, 300 kantong jenazah, 30 truk sampah, 30 ambulans, dan 5 derek (crane) untuk evakuasi ini.
Suharyanto menambahkan apabila ada keluarga korban yang kesulitan proses pemakaman, maka pemerintah siap membantu.
BACA JUGA: Basarnas Suplai Oksigen dan Infus untuk Korban Ponpes Al Khoziny Berstatus Merah
Kepala Subdirektorat Pengarahan dan Pengendalian Operasi (RPDO) Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Emi Freezer mengungkapkan proses evakuasi korban memasuki tahap pemulihan (recovery) menggunakan alat berat.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News