GenPI.co - Legenda bulu tangkis Indonesia Liem Swie King menilai pola latihan atlet tepok bulu tanah air saat ini tidak sekeras era 1970 hingga 1980-an.
Menurutnya, hal itu berdampak pada daya tahan fisik pemain ketika harus bertanding hingga rubber game di level dunia.
"Latihannya kurang keras ya. Saya dengar kalau sampai rubber set, banyak pemain yang kehabisan tenaga. Itu artinya program latihan mereka tidak cukup keras," kata Liem Swie King.
BACA JUGA: 11 Wakil Indonesia di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2025, Ginting dan Jojo Main
Peraih tiga gelar All England itu membandingkan dengan metode latihan semasa mudanya.
Kala itu, menu latihan fisik yang dijalani Liem Swie King sangat berat, termasuk lari jarak jauh secara rutin.
BACA JUGA: Iie Sumirat Meninggal Dunia, Bulu Tangkis Indonesia Berduka Cita
"Dulu saya seminggu sekali lari 25 kilometer. Pernah dites lari 12 menit, hasilnya delapan setengah putaran stadion. Sekarang saya rasa tidak ada pemain yang bisa mencapai sebegitu," ucap King.
Selain faktor fisik, King juga menyoroti mental disiplin atlet muda bulu tangkis saat ini.
BACA JUGA: Siap Harumkan Nama Bangsa! Tim Bulu Tangkis Indonesia Bertolak ke All England 2025
King menilai masih ada pemain yang kerap mengurangi porsi latihan yang sudah ditentukan pelatih.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
