
GenPI.co - Peneliti senior Citra Institute Efriza menilai upaya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) akan sia-sia jika mengubah logo hanya untuk menggaet pemilih PDIP.
Efriza mengatakan rebranding logo itu berisiko bagi PSI. Sebab basis partai tersebut awalnya merupakan warga kalangan kota dengan pemikiran yang maju.
“Basis mereka awalnya tertarik, tetapi bisa mengendur. Sebab perubahan ini tak lagi menunjukkan citra partai yang modern,” katanya dikutip dari JPNN, Sabtu (19/7).
BACA JUGA: Said Abdullah Tak Khawatir Logo PSI, Pemilih PDIP Disebut Terus Berkembang
Dia menilai PSI juga tidak lantas membuat tertarik para kader PDIP untuk bergabaung, seusah melakukan pergantian logo itu.
“Kader PDIP rasional. Mereka partai besar, partai pemenang. PSI partai gurem yang tak lolos parliamentary threshold dan dikelola Jokowi serta keluarganya,” ujarnya.
BACA JUGA: Kaesang Pangarep Kecewa Terhadap Kader PSI Jateng, Dukungan Melemah?
Menurut dia, PSI juga tidak akan tiba-tiba menjadi partai besar hanya karena faktor Jokowi. Sebab pengaruh Presiden ke-7 RI itu jika dikalkulasikan cukup kecil.
“Kemarin (Pemilu 2024) ada Jokowi sebagai presidennya. Tetap saja PSI tidak lolos parliamentary threshold,” tuturnya.
BACA JUGA: Warna Logo Baru PSI Jadi Sorotan, Disebut Ingin Rebut Pemilih PDIP
PSI diketahui akan meluncurkan logo terbarunya pada kongres perdananya yang digelar di Solo, Jawa Tengah pada akhir pekan ini.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News