
GenPI.co - Operasional Prosedur (SOP) kegiatan pendakian gunung akan dievaluasi secara menyeluruh untuk meminimalkan risiko kecelakaan dan meningkatkan keselamatan para pendaki.
Hal ini menyusul insiden tewasnya pendaki asal Brasil Juliana Marins (27) setelah terjatuh saat mendaki Gunung Rinjani pada Sabtu (21/6) lalu.
Pendaki Brasil ini ditemukan dalam keadaan meninggal dunia setelah pencarian selama 5 hari.
BACA JUGA: Forensik Ungkap Pendaki Brasil di Rinjani Tewas Akibat Benturan Benda Tumpul
Dia ditemukan meninggal dunia di dasar jurang berbatu, sekitar 600 meter di bawah jalur pendakian Gunung Rinjani.
Kepala Basarnas Mohammad Syafi'i mengatakan evaluasi itu perlu dilakukan untuk memperkuat kemampuan tim SAR gabungan di seluruh wilayah.
BACA JUGA: Cuaca Ekstrem di Rinjani Hambat Evakuasi Pendaki Brasil, BMKG Angkat Bicara
Pelatihan ini akan melibatkan lebih banyak unsur supaya mereka memahami prosedur penanganan kedaruratan di medan pendakian.
"Ke depan yang kita mau tingkatkan adalah kemampuan potensi SAR. Kita sudah berjalan, sinergitas di lapangan cukup bagus, tapi perlu kolaborasi lebih baik lagi," kata Syafi'i, Senin (30/6).
BACA JUGA: Jenazah Pendaki Brasil Juliana yang Tewas di Gunung Rinjani Akan Dipulangkan via Bali
Syafi'i memuji kemampuan personel Basarnas yang sudah teruji dalam berbagai operasi berskala internasional.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News