GenPI.co - Israel berada di ambang melancarkan serangan besar lainnya, kali ini menargetkan Kota Gaza yang dilanda kelaparan akut.
Padahal, sebagian besar komunitas internasional, mayoritas warga Palestina, dan banyak warga Israel sendiri telah lama mendesak agar perang ini segera diakhiri.
Harapan akan gencatan senjata sempat menguat, tetapi kini justru konflik diperkirakan akan makin berdarah, hampir dua tahun setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
BACA JUGA: Nasib Israel di Ujung Tanduk, UEFA Pertimbangkan Suspensi seperti Rusia
Dilansir AP News, Minggu (5/10), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dituding para kritikusnya memperpanjang perang demi kepentingan politik pribadi.
Kritikus menilai Netanyahu menggunakan perang sebagai tameng untuk tetap berkuasa dan menghindari ancaman hukum atas tuduhan korupsi serta tanggung jawab atas kegagalan militer pada awal konflik.
BACA JUGA: Tangisan di Al-Shifa: Dokter Gaza Temukan Saudaranya Jadi Korban Serangan Israel
Netanyahu pun membantah tuduhan tersebut.
Dia bersikukuh perang harus berlanjut hingga semua sandera dibebaskan dan Hamas benar-benar dikalahkan.
BACA JUGA: Inggris dan Sekutu Akui Negara Palestina, PM Israel: Tidak Akan Terjadi
Dia juga menyebut perjanjian damai yang membiarkan Hamas tetap eksis dan bersenjata hanya akan memberi ruang bagi kelompok itu untuk bangkit kembali serta mengancam Israel di masa depan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News


















































