
GenPI.co - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membeberkan faktor pemicu perubahan cuaca yang cepat di Gunung Rinjani akibat kecepatan angin yang lebih tinggi daripada di dekat permukaan.
Ketua Tim Data dan Analisis Stasiun Klimatologi BMKG Nusa Tenggara Barat Bastian Andriano mengungkapkan perubahan cuaca yang cepat merupakan fenomena yang wajar di Gunung Rinjani.
Hal ini menyusul insiden tewasnya pendaki warga negara asing (WNA) asal Brasil bernama Juliana setelah terjatuh di Gunung Rinjani.
BACA JUGA: Jenazah Pendaki Brasil Juliana yang Tewas di Gunung Rinjani Akan Dipulangkan via Bali
Cuaca yang cenderung mudah berubah di kawasan puncak Gunung Rinjani menyebabkan tim SAR gabungan kesulitan untuk mengevakuasi korban.
Bahkan helikopter batal dipakai akibat terhalang faktor cuaca badai yang berkabut tebal dan angin kencang.
BACA JUGA: Kuota Pendaki ke Gunung Rinjani Dibatasi 700 Orang per Hari
"Perubahan cuaca dalam hal ini kondisi berawan-cerah-berawan di wilayah sekitar puncak gunung adalah hal yang wajar," kata dia, Kamis (26/6).
Bastian menjelaskan udara yang bergerak menuju ke puncak Gunung Rinjani berefek pendinginan.
BACA JUGA: Jatuh ke Jurang, Pendaki Asal Jakarta yang Hilang di Gunung Rinjani Ditemukan Meninggal
Kondisi ini membentuk formasi awan-awan orografis akibat bentuk topografi gunung.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News