
GenPI.co - Dunia tengah berada di ambang risiko besar jika tidak segera bertindak untuk mengendalikan penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam sistem persenjataan, terutama senjata nuklir.
Peringatan keras ini disampaikan Komisi Global untuk Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab di Militer kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Komisi tersebut mendesak komunitas internasional untuk menyusun perjanjian yang mengikat secara hukum.
BACA JUGA: Kecam Latihan Militer AS-Korea Selatan, Kim Jong Un Perintahkan Perluasan Nuklir
Pakar AI dari New South Wales University Profesor Toby Walsh mengatakan keputusan untuk menggunakan senjata nuklir harus tetap berada di tangan manusia, bukan algoritma.
"Kita tidak boleh menyerahkan keputusan meledakkan senjata nuklir kepada sebuah sistem AI. Ini harus tetap menjadi tanggung jawab manusia," tegas Walsh, dilansir Australian Associated Press, Selasa (30/9).
BACA JUGA: Desak AS Tahan Diri, Rusia Sebut Serangan ke Iran Bisa Picu Bencana Nuklir
Meski AI bisa memberikan keunggulan operasional dalam konteks militer, dia memperingatkan bahwa teknologi ini seperti pedang bermata dua.
AI berpotensi meningkatkan kecepatan, akurasi, dan daya rusak dalam peperangan.
BACA JUGA: Kontroversi Serangan Nuklir Iran: Donald Trump Bicara Tegas, Intelijen Ragu-ragu
Namun, AI juga bisa mempercepat eskalasi konflik hingga ke tingkat yang tidak terkendali.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News