
GenPI.co - Tepuk tangan dan tawa saling menggema di Bidakara. Padahal forum itu seharusnya amat serius: membahas transformasi ekonomi nasional. Pembicara utamanya pun pejabat yang seharusnya pendiam: menteri keuangan.
Tapi yang jadi menteri sekarang Purbaya Yudhi Sadewa –yang Anda sudah tahu, sulit diajak menyembunyikan pikiran.
Ia pun tetap bicara polos. Termasuk membuka peristiwa awal bagaimana ia dikenal oleh Presiden Prabowo Subianto.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Cekikan Ekonomi
Waktu itu Prabowo sudah menjadi presiden. Ekonomi sangat lesu. Purbaya menilai keadaan sudah gawat. Presiden Prabowo bisa jatuh. Tapi ia tidak kenal Prabowo. Ia ingat pernah memberi masukan cara mengatasi kelesuan ekonomi ke dua presiden sebelumnya: SBY dan Jokowi. Data-data yang ia lihat sama. Berulang: peredaran uang di masyarakat sangat turun. Ini bahaya.
Purbaya pun ke Solo. Ia menghadap Jokowi. Meski tidak lagi menjabat, Presiden Jokowi bisa diminta menyampaikan pikirannya ke Presiden Prabowo.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Obat Gelembuk
Rupanya Prabowo sudah berbulan-bulan mencari siapa yang bisa menjadi menteri keuangan. Yakni yang benar-benar ekonom-akademisi tapi bisa cocok dengan misinya untuk mengejar pertumbuhan tinggi yang inklusif.
Menurut Purbaya, kalau ekonomi tumbuh begini-begini saja, sekitar lima persen, Indonesia pasti tidak akan bisa maju dan makmur.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Buku Lusuh
Sekarang ini Indonesia sudah berada di jebakan pendapatan kelas menengah. Untuk bisa keluar dari jebakan itu pertumbuhan ekonomi harus double digit.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News