'Gulai Pisang Karuak' dari Ujuang Ladang Curi Perhatian di Festival Lima Danau 2025: Cita Rasa Tradisi yang Jadi Magnet Wisata Solok

5 days ago 8

SOLOK – Aroma harum Gulai Pisang Karuak menggoda setiap langkah pengunjung yang melintasi tepian Danau Tuo, Jorong Ujuang Ladang, Nagari Kotosani, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok. Di tengah kemeriahan Festival Lima Danau 2025 yang digelar 9–11 Oktober, kuliner tradisional ini berhasil mencuri perhatian dan menjadi primadona bagi para pencinta kuliner nusantara.

Gulai Pisang Karuak, masakan khas masyarakat Nagari Kotosani, dikenal karena keunikannya yang memadukan rasa gurih, manis, dan sedikit pedas.  Perpaduan rasa unik menciptakan sensasi berbeda yang sulit ditemukan di daerah lain.

Gulai pisang Karuak' sendiri merupakan gulai ayam dengan campuran lapisan dalam anak pisang 'karuak' yang tumbuh di dalam hutan.

Plt. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Solok, Aida Herlina, menyebutkan bahwa kehadiran kuliner khas di setiap event pariwisata menjadi strategi penting dalam memperkenalkan potensi nagari kepada masyarakat luas.

“Seperti masakan khas Gulai Pisang Karuak ini. Tentunya masakan enak ini harus diketahui masyarakat luas, sehingga pengunjung berdatangan untuk menikmati sembari melihat potensi Danau Tuo Jorong Ujuang Ladang Nagari Kotosani, ” ujar Aida Herlina.

Salah satu pengunjung, Madam, seorang kreator konten asal Indonesia yang kini menetap di Prancis, mengaku terpesona oleh cita rasa Gulai Pisang Karuak.

“Rasanya unik sekali, belum pernah kami temukan di tempat wisata lain di Sumatera Barat. Gulai ini sebaiknya selalu disajikan di setiap event besar agar dikenal lebih luas, ” tuturnya kagum.

Dukungan terhadap pelestarian kuliner khas ini juga datang dari Anggota DPRD Kabupaten Solok, Trio Karno Vivo, yang turut hadir dalam festival. Ia menegaskan bahwa Gulai Pisang Karuak telah menjadi bagian dari tradisi masyarakat setempat sejak lama.

“Masakan ini biasanya disajikan dalam setiap acara syukuran di nagari kami, bahkan sudah menjadi menu utama di setiap event besar di Kotosani, ” ujarnya.

Politisi yang juga putra daerah Jorong Ujuang Ladang itu menambahkan, masih banyak potensi kuliner khas lain dari Nagari Kotosani yang belum terekspos.

“Mudah-mudahan tahun depan semua masakan khas nagari bisa dihadirkan agar para pengunjung dapat menikmati kekayaan kuliner kita, ” harapnya.

Lebih lanjut, Trio Karno Vivo menyebut bahwa kegiatan seperti Festival Lima Danau tidak hanya menjadi sarana hiburan dan promosi wisata, tetapi juga berperan penting dalam meningkatkan ekonomi masyarakat lokal.

“Sebagai anggota DPRD, saya tentu mendukung penuh program pemerintah daerah yang mampu mengedukasi masyarakat serta membuka peluang peningkatan penghasilan di nagari-nagari tempat kegiatan digelar, ” jelasnya.

Menurutnya, kuliner seperti Gulai Pisang Karuak perlu terus diperkenalkan agar menjadi identitas dan kebanggaan daerah.

“Masih banyak kuliner khas di Kabupaten Solok yang mampu bersaing dengan makanan modern. Tinggal bagaimana kita mengangkat dan menjadikannya ikon kebanggaan daerah, ” pungkas Trio Karno Vivo.

Dengan tampilnya Gulai Pisang Karuak di Festival Lima Danau 2025, masyarakat Nagari Kotosani membuktikan bahwa kekayaan rasa lokal mampu menjadi daya tarik wisata yang tak kalah dengan destinasi modern. Sebuah warisan kuliner yang tidak hanya menggugah selera, tetapi juga memperkuat jati diri budaya Kabupaten Solok.

Read Entire Article
Kuliner | Cerita | | |