GenPI.co - Pengamat politik Dedi Kurnia Syah menilai Presiden Prabowo Subianto dalam posisi dilematis, antara kabinet yang kerja lambat dengan pihak yang sudah kerja keras di pilpres.
Hal itu dikatakannya menyikapi arah politik Prabowo terkait kemungkinan reshuffle kabinet seusai muncul narasi tak berkeringat dari kepala negara.
“Dilematis, satu sisi menghadapi kinerja anggota kabinet lambat dan sisi lain dia (Prabowo) harus balas jasa (pilpres),” katanya dikutip dari JPNN, Senin (11/8).
BACA JUGA: Surya Paloh Pastikan NasDem Totalitas Dukung Prabowo Subianto
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) itu mengungkapkan komposisi kabinet Prabowo memang dipenuhi kelompok tim pemenangan saat pilpres.
Namun dia menilai ada sejumlah nama yang dianggap berkeringat layak untuk dicopot jabatannya seusai menunjukkan kinerja negatif di kabinet.
BACA JUGA: Bamsoet Bicara Amnesti dan Abolisi, Prabowo Disebut Gunakan Kekuasaan untuk Merangkul
Dia menyebut Budi Arie Setiadi, Wahyu Sakti Trenggono, Natalius Pigai, hingga kader PSI di kabinet merupakan pihak yang cenderung kontroversial dalam membuat kebijakan.
Budi Arie cs memang pihak yang berkeringat di pilpres. Bahkan beberapa dari mereka punya kedekatan dengan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
BACA JUGA: Prabowo Subianto Pengin Perayaan HUT ke-80 RI Sederhana
Menurut dia, Prabowo baru bisa mengambil opsi reshuffle kabinet jika pecah kongsi dengan Jokowi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
