
GenPI.co - Sanae Takaichi resmi menjadi perdana menteri wanita pertama Jepang, sebuah tonggak sejarah yang tidak otomatis dipandang sebagai kemenangan gerakan feminis.
Dilansir AFP, Selasa (21/10), politikus berusia 64 tahun ini dikenal sebagai sosok konservatif garis keras yang mengagumi Margaret Thatcher.
Takaichi selama ini memfokuskan perhatiannya pada isu pertahanan dan keamanan ekonomi.
BACA JUGA: MotoGP Jepang 2025: Kecelakaan Parah, Jorge Martin Patah Tulang Selangka
Takaichi terpilih sebagai pemimpin Partai Demokrat Liberal (LDP) melalui manuver koalisi pada menit-menit terakhir.
Kini, dia menjadi perdana menteri kelima Jepang dalam beberapa tahun terakhir, mencerminkan iklim politik yang terus bergejolak.
BACA JUGA: Coach Justin: Pelatih Jepang Bisa Jadi Pilihan Tepat untuk Timnas Indonesia
Kemenangan Takaichi datang di tengah turunnya dukungan publik terhadap LDP yang diguncang inflasi dan skandal keuangan.
Di saat yang sama, partai nasionalis Sanseito dengan agenda anti-imigrasi, mulai menarik simpati publik.
BACA JUGA: Skenario Marc Marquez Juara Dunia MotoGP 2025 di Jepang, Sangat Mudah
Menanggapi hal itu, Takaichi mengambil sikap tegas terhadap isu imigrasi dan pariwisata asing, dua topik panas dalam pemilihan kepemimpinan partainya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News