GenPI.co - Harga beras di Jepang melonjak dua kali lipat dalam 12 bulan hingga Mei, Senin (23/6).
Dilansir AFP, kenaikan ini menambah tekanan terhadap Perdana Menteri Shigeru Ishiba menjelang pemilihan umum (pemilu) bulan depan.
Pemilu majelis tinggi parlemen menjadi krusial bagi Ishiba yang kini menghadapi penurunan dukungan publik ke titik terendah sejak menjabat pada Oktober 2024.
BACA JUGA: Jepang Bantai Timnas Indonesia, Hajime Moriyasu Tak Ingin Terlena
Penurunan ini sebagian besar dipicu ketidakpuasan masyarakat terhadap meningkatnya biaya hidup.
Meroketnya harga kebutuhan pokok menjadi salah satu sumber utama ketidakpuasan publik.
BACA JUGA: Ekspor Mobil Anjlok, Jepang Terpukul Tarif Tinggi dari AS
Lonjakan harga dipicu berbagai faktor, termasuk gangguan rantai pasokan.
Misalnya, harga gandum naik 101% secara tahunan pada Mei, setelah meningkat 98,4% (April) dan 92,5% (Maret).
BACA JUGA: QRIS Diperluas di Jepang dan China, Transaksi Turis di Bali Meningkat
Kenaikan tersebut turut mendorong inflasi inti mencapai 3,7%, melampaui perkiraan dan menjadi yang tertinggi sejak Januari 2023.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
