
GenPI.co - "DULU meramu bom, kini meramu kopi", judul Harian Disway kemarin.
Itulah Umar Patek –terpidana teroris Bom Bali. Kini ia punya brand kopi Ramu –coba Anda baca dari belakang, Anda akan tahu kenapa nama kopi itu Ramu.
Kopi Ramu diresmikan Selasa malam kemarin –saya diundang hadir. Saya dan Umar Patek duduk satu sofa di acara itu –sehingga bisa banyak ngobrol dengannya.
BACA JUGA: Catatan Terbaru Dahlan Iskan tentang Tiongkok
Kopi Ramu hadir di kompleks kafe Hedon Estate di daerah Ngagel, Surabaya. Pemilik Hedon, drg David Andreasmito, teman baik saya –juga teman baik banyak orang. Ia juga punya kafe yang tidak kalah hedonnya di Banyuwangi –juga dengan nama Hedon.
Segala macam mobil mewah dipajang di dua kafe itu –sekaligus sebagai showroom mobil-mobil koleksinya. Terlihat juga banyak moge yang selalu ditampilkan mengilap.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Notre Dame
David seorang Kristen –meski saya lihat lebih ke kejawen. Saya punya beberapa teman Tionghoa berjiwa kejawen seperti David.
"Umar Patek sekarang punya usaha bisnis kopi dibantu seorang Kristen," ujar Islah Bahrawi, pengamat terorisme terkemuka Indonesia. Itu menandakan Umar Patek sudah tidak radikal lagi.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Kedelai Pagi
Saya memang menghubungi Bahrawi. Saya bertanya kepadanya, di mana posisi Umar Patek dalam peta jaringan teroris dunia. Ia, katanya, golongan yang sudah insaf.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News