Catatan Dahlan Iskan: Barong Bola

10 hours ago 8
 Barong Bola - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

GenPI.co - NANGGUNG sekali. Saya mendarat dari Chongqing sudah senja. Matahari Shanghai sudah mulai redup. Delegasi dari negara lain sudah lengkap. Ketua umum barongsai Indonesia Edy Kusuma, pengganti saya, lebih dulu tiba.

Sebentar lagi jamuan makan malam dimulai: untuk semua peserta kongres barongsai dunia. Sebenarnya saya sudah tidak harus hadir. Tapi saya masih diminta hadir. Terakhir kalinya. Masih ada jabatan kecil di kepengurusan dunia.

Edy Kusuma memiliki banyak usaha. Mulai makanan anak-anak merek Taro sampai pabrik terigu, pabrik gula, dan masih banyak lagi. Anaknya sudah bisa mewarisi usahanya sehingga punya waktu mengurus barongsai Indonesia.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Rumah Stasiun

Saat jamuan makan malam, pikiran saya ke liga Inggris. Di mana bisa nonton live pertandingan malam itu. Alvand Gosal, teman saya dari Wuhan dan Chongqing, sangat paham Shanghai. Ia lulusan Fudan, universitas terbaik di Shanghai. Ia pemilik resto terbesar di Pandaan, di atas bukit golf Taman Dayu.

Alvand berhasil mendapatkan apa yang saya idamkan: nobar di sport cafe terbesar di Tiongkok –rasanya terbesar di dunia. Di Jing An –sport & fitness center. Di pusat kota Shanghai.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Monorail Mau

Di negara mana pun saya berusaha nonton saat klub sepak bola Inggris yang satu itu bermain. Jam berapa pun. Seperti kemarin itu: pukul 23.30 baru mulai. Berarti jam 01.30 baru berakhir. Masih harus lihat pesta kemenangannya. Satu jam kemudian baru tiba kembali di hotel.

Praktis, pukul 02.30 baru bisa naik ranjang. Padahal kongres barongsai dimulai pukul 08.00.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Apartemen Kereta

Sebenarnya saya sudah menawarkan ke Alvand untuk pulang setelah babak pertama selesai. Toh tim itu sudah menang 4-1. Sudah pasti jadi juara liga Inggris.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Read Entire Article
Kuliner | Cerita | | |