GenPI.co - Meski harganya lebih mahal, tidak ada bukti bahwa mengonsumsi makanan organik mengurangi risiko terpapar patogen.
Dilansir Health, patogen adalah mikroorganisme, seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit, yang dapat menyebabkan penyakit pada organisme lain.
“Makanan kita ditanam di luar ruangan, di mana ada kemungkinan terpapar hewan dan kotorannya,” kata spesialis keamanan pangan konsumen di Sekolah Ilmu Pangan Universitas Negeri Washington Stephanie Smith, PhD.
BACA JUGA: 3 Suplemen Terbaik untuk Mendukung Kesehatan Otak
Tinjauan sistematis dalam Annals of Internal Medicine menemukan risiko kontaminasi E. coli tidak berbeda antara produk organik dengan non-organik.
Menurut beberapa ahli, praktik pertanian organik tertentu bahkan dapat meningkatkan risiko penyakit bawaan makanan.
BACA JUGA: 3 Suplemen Dapat Memperkuat Kinerja Otak dan Meningkatkan Kesehatan Mental
"Ada persepsi bahwa produk organik lebih aman, meskipun pada kenyataannya tanaman tersebut terpapar lebih banyak bahaya biologis," kata Profesor Ilmu Pangan di University of Guelph Keith Warriner, PhD.
Misalnya, daripada menggunakan pupuk sintetis, produsen organik akan menggunakan pupuk kandang yang dikomposkan atau mengaplikasikan pupuk kandang mentah ke lahan, kemudian menunggu 90–120 hari hingga patogen mati (meskipun tidak semuanya mati).
BACA JUGA: 3 Suplemen Terbaik untuk Menjaga Daya Tahan Tubuh Saat Cuaca Dingin
Dalam kasus seperti itu, risiko kontaminasi E. coli meningkat.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News