GenPI.co - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) merespons publikasi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) yang memasukkan Presiden ke-7 RI Jokowi masuk daftar pemimpin korup.
Wakil Ketua Umum DPP PSI Andy Budiman mengatakan publikasi tersebut mencerminkan suara dari barisan yang sakit hati.
“Itu suara barisan sakit hati, yang belum bisa move on dari kekalahan dalam Pilpres 2024,” katanya dikutip dari JPNN.com, Rabu (1/1).
BACA JUGA: Jokowi Masuk Finalis Pemimpin Terkorup versi OCCRP, Guntur Romli: Ini Harusnya Dikejar KPK
Dia mengungkapkan ada jejak digital yang mengungkap OCCRP membuka untuk publik agar menominasikan Corrupt Person of The Year sampai 5 Desember 2024 lalu.
“Ada jejak digital, jadi ada polling. Itu barisan sakit hati yang memobilisasi suara,” tuturnya.
BACA JUGA: Soal Klaim Jokowi Tak Minta 3 Periode, Guntur Romli: Jadi Bahan Tertawaan
Andy menyampaikan publikasi dari OCCRP itu pun tidak bisa dipertanggungjawabkan secara metodologis.
“Jelas ini berbeda dengan survei ilmiah yang pengambilan sampelnya sangat cermat supaya bisa menghindari bias,” ujarnya.
BACA JUGA: Tegaskan Tak Pernah Minta Perpanjangan Jabatan, Jokowi: Tanyakan Saja ke Bu Mega
Mantan jurnalis itu menegaskan publikasi OCCRP tidak berdasar sama sekali. Dia menyebut Jokowi tidak pernah memperkaya diri atau orang lain secara tidak sah.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News