GenPI.co - Transformasi hijau di kawasan Megamendung, Kabupaten Bogor, kini menjadi gambaran nyata bahwa konflik agraria bisa berubah menjadi ekowisata yang memberi manfaat berkelanjutan.
Hal ini terlihat dari perkembangan Eiger Adventure Land, sebuah kawasan wisata alam yang tumbuh dari lahan negara yang sebelumnya dikuasai secara ilegal dan mengalami kerusakan ekologis cukup parah.
Konteks ini makin relevan jika dikaitkan dengan temuan 411 lubang penambangan emas tanpa izin (PETI) di Taman Nasional Gunung Halimun Salak.
BACA JUGA: Terungkap! Izin Eiger Adventure Land di Puncak Bogor Ternyata Dikeluarkan Kemenhut
Temuan tersebut menjadi alarm bahwa praktik eksploitasi tanpa batas meninggalkan jejak kerusakan, ancaman longsor, hingga risiko bencana ekologis.
Pada kondisi tersebut, transisi menuju ekonomi hijau menjadi kebutuhan mendesak, sejalan dengan visi Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq yang menekankan optimalisasi sumber daya alam secara berkelanjutan bagi kemandirian bangsa.
BACA JUGA: Kamu yang Suka Berpakaian Gaya Militer, EIGER TAC Punya Produk Keren dan Fungsional
Megamendung pernah menghadapi dua persoalan besar, yakni penggundulan kebun teh dan sengketa lahan negara.
Camat Megamendung Ridwan mengenang bagaimana penyerobotan lahan pascareformasi membuat daerah itu stagnan.
BACA JUGA: Panjat Tebing Kian Populer, EIGER Undang Atlet Luar Negeri Berkompetisi di EISCC 2024
Namun, Ridwan mengatakan bahwa pada beberapa tahun terakhir telah terjadi perubahan signifikan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News


















































