Catatan Dahlan Iskan: Mobil Handphone

2 weeks ago 32
Web Liputan Live Sekarang Jitu Non Stop
 Mobil Handphone - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

GenPI.co - Sepulang dari Pulau Moyo Lebaran lalu itu saya hampir tiap hari ke dekat Pacet, kaki gunung Penanggungan. Sendirian. Pakai mobil listrik. Kang Sahidin masih KLebaran di Sukabumi Selatan.

Agar perjalanan wira-wiri itu lebih bermanfaat, saya ingin berlomba dengan diri saya sendiri: ingin mencapai rekor penghematan pemakaian baterai mobil listrik. Hari berikutnya harus lebih hemat dari hari sebelumnya. Dari hari ke hari bersaing. Dengan diri sendiri.

Toh hari-hari itu lalu-lintas sepi. Tidak ada truk di jalan raya. Santai. Mobil bisa sepenuhnya dalam kendali manusia yang mengemudikannya. Apalagi hari-hari itu saya tidak dalam keadaan terburu-buru.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Tarif Tarifan

Separo jalan Surabaya-Pacet itu datar. Sekitar 30 km. Setelah itu sedikit menanjak, 20 km. Total 50 km. Itu kalau tidak lewat jalan tol.

Pada hari-hari normal saya selalu lewat jalan tol. Dari Surabaya. Exit-nya Mojokerto. Lalu lewat bypass sebelum lewat jalan kabupaten. Jaraknya 15 km lebih jauh tapi bisa lebih cepat. Itu karena tidak perlu melewati daerah padat industri di Mojosari. Terlalu banyak truk di kawasan itu.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Cermin Sikka

Di hari keenam saya mencapai rekor: hanya menghabiskan 6 persen baterai –dari full 465 km. Itu saat turun dari Pacet ke Surabaya.

Rekor berangkatnya: 9 persen. Memang begitu. Berangkat lebih boros dari pulang. Berangkatnya menanjak, pulangnya menurun.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Sekolah Rakyat

Kunci penghematan terbesar adalah: cara kaki menginjak pedal ''gas''. Semakin sedikit menekan pedal gas itu semakin hemat. Semakin halus dalam menambah kecepatan juga semakin hemat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Read Entire Article
Kuliner | Cerita | | |