
GenPI.co - Covid-19 datang lagi? Tidak. Tapi Bupati Jember Muhammad Fawait, mengeluarkan surat edaran mirip zaman Covid. Isinya: agar semua instansi melakukan WFH --tidak perlu masuk kantor.
Kerja dari rumah saja. Pun para guru. Sekolah tidak diliburkan tapi semua murid diminta belajar online. Guru tidak usah datang ke sekolah.
Musibah besar sedang melanda Jatim bagian timur. Wilayah ini menjalani semacam lock down.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Sayap Ekonom
Bensin langka di Jember dan Bondowoso. Kalau pun ada, harganya selangit. Bisa Rp 35.000 per liter. Bupati Jember pilih mengurangi mobilitas penduduknya.
Dua musibah itu datang hampir bersamaan. Dua-duanya dibuat manusia. Keputusan perbaikan jalan antara Jember Banyuwangi dibuat bersamaan dengan keputusan dilarangnya sebagian besar Kapal ferry menyeberangi Selat Bali.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Copot Kursi
Perbaikan jalan antara Jember Banyuwangi memang sudah mendesak. Kawasan Gunung Gumitir sudah longsor. Kalau dibiarkan jalan itu bisa putus total.
Di saat yang hampir bersamaan terjadi kecelakaan kapal ferry di Selat Bali. Tenggelam. Membawa banyak korban. Pemerintah pun ambil tindakan tegas: melarang kapal yang tidak layak layar.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Sebelas Duabelas
Jumlah kapal turun drastis. Jumlah yang masih boleh berlayar tidak mencukupi kebutuhan. Hanya 4 kapal yang boleh melayani penyeberangan. Apalagi yang masih layak layar pun diminta hanya berisi 80 persen dari kapasitas.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News