GenPI.co - Saya menitikkan air mata di Wamena: saya dikabari hari itu Ira Puspadewi dijatuhi hukuman 4,5 tahun. Ketua Majelis Hakimnya sendiri, Sunoto, berpendapat Ira tidak bersalah, tapi kalah suara dengan dua hakim anggotanya.
Sayalah yang minta Ira pulang ke tanah air: agar mengabdi untuk bangsa sendiri. Dia sudah terlalu lama bekerja untuk perusahaan Amerika Serikat. GAP Inc. Yakni multinational corporation yang bergerak di bidang perdagangan pakaian.
Waktu itu saya sedang memerlukan seorang wanita muda yang bisa membuat PT Sarinah lebih maju.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Celana Koteka
Saya juga sudah memutuskan agar semua direktur PT Sarinah harus wanita. Saya melihat terjadi pasang naik wanita di dunia kerja. Juga di dunia manajerial. Tapi jumlah wanita yang berada di jajaran direksi BUMN belum mencerminkan besarnya jumlah wanita di dunia kerja.
Saya juga ingin menjadikan itu sebagai ”laboratorium” manajemen: apakah perusahaan yang dipimpin wanita semua bisa bersaing kemajuan dengan yang dipimpin laki-laki.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Dahlan Dahlan
"Wanita dan anak muda adalah sumber kemajuan masa depan," --Anda masih ingat siapa yang mengatakan itu.
Sarinah pun maju. Setelah itu saya tidak tahu. Saya dengar Ira mendapat promosi ke perusahaan yang lebih besar --tapi juga lebih sulit: jadi direktur Pos Indonesia.
BACA JUGA: Catatan Dahlan Iskan: Satu Triliun
Lalu Ira jadi dirut ASDP. "Kalau berhasil di ASDP berarti Anda lebih hebat dari laki-laki mana pun," kata saya kepada Ira saat bertemu di suatu acara.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

















































