
GenPI.co - Presiden Rusia Vladimir Putin diperkirakan tidak akan memenuhi tenggat waktu ultimatum dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang berakhir Jumat ini.
Jika Putin tidak segera menyetujui gencatan senjata, Trump mengancam akan memberlakukan sanksi baru dan tarif 100% pada negara-negara yang membeli minyak Rusia.
Namun, sanksi baru itu disebut tidak akan banyak berpengaruh, setelah tiga setengah tahun hukuman ekonomi yang dinilai gagal menggoyahkan kekuatan Rusia.
BACA JUGA: Tarif Trump 19 Persen ke Indonesia, Lembaga Internasional Disebut Mati Suri
Menurut sumber yang dekat dengan Kremlin, Putin tetap teguh pada tujuannya untuk merebut sepenuhnya empat wilayah Ukraina, yaitu Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson.
"Jika berhasil merebut empat wilayah itu, Putin bisa mengeklaim kemenangan perang," ujar penulis buku "The Return of Russia" James Rodgers, dilansir Reuters, Selasa (5/8).
BACA JUGA: Donald Trump Ikutan Selebrasi Chelsea di Piala Dunia Antarklub 2025
Putin juga disebut masih berharap membangun kembali hubungan dengan Barat, tetapi merasa bahwa saat ini bukan waktu yang tepat untuk menghentikan perang.
Menurut Rodgers, perang di Ukraina merupakan bagian dari warisan politik dan ideologi Putin.
BACA JUGA: Ketua Banggar DPR RI Kesal Tarif Trump, WTO Disebut Tidak Guna
"Putin ingin mencatatkan diri dalam sejarah sebagai pemimpin yang menentang dominasi Barat dan memperjuangkan kepentingan Rusia," ujarnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News