
GenPI.co - Ketegangan politik-militer yang memuncak antara Thailand dan Kamboja menimbulkan kekhawatiran serius terhadap kelangsungan penyelenggaraan SEA Games 2025.
Ajang olahraga terbesar di Asia Tenggara itu rencananya digelar di Thailand pada 9 Desember. Namun, masa depan SEA Games 2025 menjadi tanda tanya besar.
Konflik bersenjata antara Thailand dan Kamboja dimulai sejak Kamis (24/7) siang, dengan sejumlah daerah perbatasan menjadi zona tempur.
BACA JUGA: Tanpa Arkhan Fikri, Timnas Indonesia U-23 Percaya Diri Hadapi Thailand
Perang itu merupakan eskalasi dari ketegangan yang telah berlangsung selama hampir satu bulan terakhir.
Sayangnya, perang terjadi menjelang SEA Games ke-33 yang dijadwalkan berlangsung di tiga kota besar Thailand, yakni Bangkok, Chonburi, dan Songkhla.
BACA JUGA: Lawan Thailand di Semifinal Piala AFF U-23, Gerald Vanenburg Hindari Penalti
Meski Bangkok dan Chonburi relatif jauh dari wilayah konflik, provinsi Songkhla yang berada di selatan memiliki sejarah konflik separatis yang membuat situasi keamanan di kawasan itu menjadi sensitif.
Situasi ini mengancam tidak hanya kelancaran penyelenggaraan SEA Games, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran akan keselamatan kontingen peserta, terutama dari Kamboja.
BACA JUGA: Buffon Sebut Timnas Indonesia U-23 Siap Tempur Lawan Thailand
Keberadaan atlet dan ofisial Kamboja di Thailand berpotensi menimbulkan ketegangan politik dan sosial di tengah suasana konflik yang memanas.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News