
GenPI.co - Ketua Perhimpunan Kedokteran Nuklir dan Teranostik Molekuler Indonesia (PKN-TMI) Yustia Tuti mengatakan bahwa teknologi nuklir dapat mendeteksi kanker lebih dini dan akurat.
"Salah satu penerapan teknologi nuklir di bidang kesehatan ialah penggunaan radiofarmaka untuk mendeteksi, mendiagnosis, dan mengobati penyakit, terutama kanker," ucap Yustia Tuti dari rilis yang diterima GenPI.co, Jumat (14/2).
PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) yang menyadari betapa besarnya manfaat teknologi nuklir untuk kesehatan, langsung membangun fasilitas produksi radioisotop dan radiofarmaka.
BACA JUGA: Militer Korea Selatan Sebut Korea Utara Siap Melakukan Uji Coba Nuklir dan ICBM
Hal tersebut bertujuan untuk menunjukkan komitmen Kalbe menghadapi tantangan kanker, penyebab kematian kedua tertinggi di dunia setelah penyakit jantung.
Fasilitas produksi radioisotop dan radiofarmaka dari Kalbe nantinya akan mendukung deteksi dini dan pengobatan kanker yang lebih efektif lewat teknologi nuklir.
BACA JUGA: Putin Luncurkan Latihan Militer Nuklir Rusia yang Mensimulasikan Serangan Balasan
Yustia menjelaskan bahwa radiofarmaka merupakan senyawa kimia dengan inti atom radioaktif yang digunakan untuk melakukan diagnosis dan pengobatan kanker.
Radiofarmaka digunakan pada teknologi canggih seperti Positron Emission Tomography (PET Scan) dan Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT).
BACA JUGA: AS Yakin Israel Dijamin Tidak Akan Menyerang Situs Nuklir atau Minyak Iran
Salah satu radiofarmaka yang paling umum digunakan pada PET Scan ialah F18-Fluorodeoxyglucose (FDG), analog glukosa yang mengandung isotop radioaktif Fluor-18.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News