GenPI.co - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jabar bersama Pemerintah Provinsi Jabar menegaskan komitmen kuat untuk menjaga stabilitas ekonomi daerah.
Upaya ini ditempuh melalui penguatan pengendalian inflasi, optimalisasi rantai pasok pangan, dan percepatan digitalisasi pembayaran guna mendukung elektronifikasi transaksi pemerintah daerah (ETPD).
Evaluasi sepanjang 2025 menunjukkan perlunya strategi yang lebih terukur, kolaboratif, dan berbasis data kredibel.
BACA JUGA: Wamendagri Bima Arya Dorong Sinergi BUMD dan Pemda demi Pertumbuhan Ekonomi
Komitmen tersebut dituangkan dalam High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Provinsi Jabar.
Inflasi Jabar pada periode Januari-November 2025 dipicu kenaikan harga komoditas pangan strategis seperti beras, cabai merah, minyak goreng, emas, dan tarif air PAM.
BACA JUGA: Ekonomi Digital Menguat, Tokopedia dan TikTok Shop Angkat Brand Lokal ke Pasar Dunia
Faktor pendorongnya meliputi peningkatan permintaan, gangguan pasokan akibat cuaca, dan efisiensi distribusi yang masih perlu diperbaiki.
Plh. Kepala Perwakilan BI Jabar Muslimin Anwar menjelaskan inflasi merupakan cerminan ketersediaan pangan dan daya beli masyarakat.
BACA JUGA: Pertumbuhan Ekonomi India Melejit, Tetapi Ekspor Mulai Tergerus Tarif AS
Dia menyoroti paradoks tahun ini, di mana produksi beras meningkat, tetapi harga konsumen tetap tinggi akibat masalah struktural dalam rantai pasok.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News


















































