
GenPI.co - Sebanyak 2.300 orang dilaporkan meninggal dunia akibat dampak panas ekstrem di Eropa.
Dari jumlah tersebut, 1.500 kematian diyakini terkait langsung dengan perubahan iklim.
Dilansir Reuters, gelombang panas parah terjadi pada akhir Juni hingga awal Juli 2025.
BACA JUGA: Bakal Sibuk, Wonho Gelar Tur Dunia di 8 Negara Eropa
Hal itu menurut analisis ilmiah cepat yang dirilis Imperial College London dan London School of Hygiene and Tropical Medicine, Senin (14/7).
Eropa Barat mengalami suhu ekstrem, menyentuh 40 derajat Celcius di Spanyol dan memicu kebakaran hutan di Prancis.
BACA JUGA: Jadwal Final Piala Dunia Antaklub 2025: Chelsea vs PSG, Duel Sengit Wakil Eropa
"Perubahan iklim membuat suhu jauh lebih tinggi dari seharusnya dan secara langsung meningkatkan risiko kematian," jelas peneliti dari Imperial College London Ben Clark.
Analisis dilakukan di 12 kota besar, termasuk Barcelona, Madrid, Milan, dan London yang mengalami lonjakan suhu.
BACA JUGA: Sudah Bela 10 Klub Eropa, Plazonja Kini ke Bhayangkara FC
Para ilmuwan memperkirakan perubahan iklim telah membuat suhu meningkat hingga 4 derajat Celsius lebih panas.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News