Catatan Dahlan Iskan: Beras Bantal

2 weeks ago 18
 Beras Bantal - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: ANTARA/Fianda Sjofjan Rassat

GenPI.co - Beras, ekonomi, politik. Campur jadi satu. Kapan pun. Juga sekarang ini.

Kadang beras, ekonomi, politik seiring sejalan. Kadang tabrakan. Waktu mereka seiring, petani bisa tersenyum-senyum. Waktu mereka tabrakan, petani yang meringis.

Anda sudah tahu: sekarang sedang terjadi paradoks. Stok beras nasional luar biasa besar. Terbesar dalam sejarah Republik Indonesia. Pemerintah dengan bangga mempublikasikan sejarah baru itu. Sukses besar.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Pemegang Deliverology

Paradoksnya: harga beras justru naik. Menteri Pertanian Amran Sulaiman diberitakan marah-marah. Berarti ada kesalahan di logistiknya. Stock yang tinggi itu tidak mengalir lancar ke pasar-pasar.

Lalu beredar di medsos: satgas pangan harus segera bergerak. Mekanisme pasar dianggap tidak jalan. Sudah waktunya pakai mekanisme ”tekanan”. Maka beredarlah instruksi dari pusat: agar satgas pangan di seluruh daerah bergerak.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Baju Gelap

Inilah isi komando itu. Saya mendapatkannya dari Prof Dr Dwi Andreas Santosa. Anda sudah tahu Prof Andreas: guru besar paling vokal di soal pertanian. Utamanya perberasan.

Komando pertama: agar satgas daerah memanggil produsen dan distributor beras. Tujuannya: agar mereka membuat surat pernyataan komitmen di dua hal. Yakni: membeli gabah kering panen (GKP) di petani dengan harga 6.500/kg. Lalu, menjual hasil produksi sesuai HET (premium/medium). Anda sudah tahu berapa HET untuk kemasan lima kilogram.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Pajak Saeutikna

Komando kedua: agar satgas daerah mengecek seluruh merek yang diproduksi para produsen dan distributor yang sudah menandatangani komitmen tersebut. Hasil pengecekan  direkap dan dilaporkan ke Satgas Pangan Pusat paling lambat setiap pukul 17.00.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Read Entire Article
Kuliner | Cerita | | |