GenPI.co - Kepala Badan Intelijen Australia Mike Burgess memperingatkan adanya ancaman spionase yang didukung negara.
China menjadi perhatian utama karena upayanya meretas telekomunikasi dan infrastruktur penting.
Namun, dia juga menekankan ancaman tidak hanya datang dari negara yang dianggap lawan.
BACA JUGA: Pesan Tegas China untuk AS: Hati-Hati Bicara Soal Taiwan
"Sekutu bisa menjadi sasaran karena rasa lapar yang tidak henti-hentinya untuk keuntungan strategis," ujarnya, dilansir Australian Associated Press, Minggu (16/11).
Burgess menilai Australia sedang menghadapi periode kejutan strategis dan kerapuhan keamanan.
BACA JUGA: Hubungan Kanada-China Membaik, Kesepakatan Dagang Jadi Sorotan
Situasi tersebut muncul di tengah rivalitas geostrategis Amerika Serikat dan China yang mendorong peningkatan aktivitas spionase secara signifikan.
Menurut ASIO dan Institut Kriminologi Australia, spionase diperkirakan merugikan ekonomi Australia sebesar 12,5 miliar dolar pada 2023-2024.
BACA JUGA: Perdana Menteri Jepang Tegas, China Respons Pedas Soal Taiwan
Burgess menyoroti peran kecerdasan buatan (AI) dalam memicu peningkatan spionase dan potensi sabotase.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News


















































