GenPI.co - Hanya beberapa hari setelah pemerintah China mengimbau warganya untuk tidak bepergian ke Jepang, dampaknya langsung terasa.
Di kedai teh milik Rie Takeda di kawasan bersejarah Asakusa, Tokyo, biasanya sekitar 3.000 wisatawan asal China berkunjung setiap tahun.
Namun, kini sebanyak 200 pemesanan kelas upacara minum teh telah dibatalkan, bahkan hingga Januari.
BACA JUGA: Jepang Dinilai Melampaui Batas, China Beri Respons Tegas
"Saya hanya berharap wisatawan China kembali menjelang Tahun Baru Imlek," ujarnya, dilansir AP News, Kamis (4/12).
Namun, pengalaman sebelumnya menunjukkan bahwa pemulihan bisa lebih lama.
BACA JUGA: Ekonomi Tertekan, Jepang Ambil Langkah Agresif
Imbauan perjalanan ini muncul setelah Beijing kecewa terhadap sikap Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi mengenai isu Taiwan.
China kembali memanfaatkan pengaruh ekonominya untuk menekan Tokyo.
BACA JUGA: Warning dari China Picu Kepanikan Investor, Saham Sektor Pariwisata Jepang Rontok
Pola tersebut mengikuti langkah sebelumnya seperti tarif anggur Australia pada 2020 dan pembatasan impor pisang Filipina pada 2012.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
