GenPI.co - Tanpa alas kaki untuk melindungi telapak mungil mereka yang berdebu, cucu-cucu Hiam Muqdad melangkah tanpa gentar di antara reruntuhan bangunan di Kota Gaza.
Mereka berjalan menyusuri jalan yang porak-poranda, menggenggam ember hitam besar dan tangan sang nenek, berharap menemukan setetes air bersih.
Ketiga anak kecil itu nyaris tidak menyadari luka yang ditinggalkan perang dua tahun terakhir.
BACA JUGA: Gencatan Senjata Bawa Secercah Harapan, Anak-anak Gaza Menanti Daging dan Ayam
Puing beton, logam melengkung, dan dinding-dinding yang runtuh hanyalah latar dari masa kecil mereka yang dirampas.
Hiam Muqdad (62) bercerita setiap pagi dia keluar bersama ketiga cucunya untuk mencari air.
BACA JUGA: Gencatan Senjata Tanpa Harapan: WHO Sebut Kondisi Kemanusiaan Gaza Tetap Parah
Kadang mereka beruntung menemukan cukup untuk beberapa hari, tetapi sering kali pulang dengan tangan kosong.
"Anak-anak tidak lagi ingin pergi ke sekolah. Mereka ingin pergi mengambil air atau makanan," ujarnya lirih, dilansir AFP, Jumat (31/10).
BACA JUGA: Gaza di Masa Gencatan Senjata: Rumah Hancur, Tenda Darurat Jadi Tempat Berteduh
Mimpi itu telah sirna. Dulu anak-anak bermain di taman, sekarang mereka bermain di atas puing-puing.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

















































