GenPI.co - Ekonomi India mencatat pertumbuhan lebih cepat dari perkiraan pada kuartal terakhir.
Namun, dampak tarif tinggi Amerika Serikat diperkirakan akan membebani kinerja ekonomi sepanjang sisa tahun fiskal.
Produk domestik bruto (PDB) India tumbuh 8,2 persen secara tahunan pada periode Juli-September, laju tercepat dalam lebih dari satu tahun, menurut Kementerian Statistik.
BACA JUGA: Ekonomi Digital Menguat, Tokopedia dan TikTok Shop Angkat Brand Lokal ke Pasar Dunia
Angka itu lebih tinggi dari pertumbuhan kuartal sebelumnya yang sebesar 7,8 persen dan melampaui proyeksi analis sebesar 7,4 persen.
Perdana Menteri Narendra Modi menyambut baik capaian tersebut, menyebutnya sebagai hasil dari "kebijakan dan reformasi pro-pertumbuhan" pemerintah.
BACA JUGA: PKS Jakarta Soroti Tingginya Kemiskinan, Gerakan Ekonomi Mandiri Diluncurkan
Peningkatan ini ditopang kuatnya permintaan konsumen, pertumbuhan sektor manufaktur, dan faktor statistik.
"Pertumbuhannya telah melampaui ekspektasi secara dramatis," ujar Kepala Ekonom Emkay Global Financial Services Madhavi Arora, dilansir AFP, Jumat (5/12).
BACA JUGA: Ekonomi Tertekan, Jepang Ambil Langkah Agresif
Arora menyoroti dampak tertunda dari pelonggaran moneter dan regulasi yang ikut mendorong kinerja, termasuk penurunan ekspor yang masih relatif terbatas.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

















































