
GenPI.co - PBB mendesak pemerintah dan pelaku usaha untuk segera bertindak dalam mengurangi dampak panas ekstrem terhadap miliaran pekerja di seluruh dunia.
Dilansir PA Media, Selasa (26/8), seruan ini muncul seiring meningkatnya risiko kesehatan serius akibat suhu ekstrem yang terus melonjak.
Dalam laporan yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), disebutkan bahwa pekerja makin sering mengalami sengatan panas, dehidrasi, gangguan ginjal, serta kerusakan neurologis.
BACA JUGA: 1.316 Titik Panas Terdeteksi, Operasi Modifikasi Cuaca Diperluas 7 Daerah di Sumsel
Suhu siang hari yang mencapai lebih dari 40 derajat Celcius, bahkan hingga 50 derajat Celcius, kini menjadi hal yang kian umum.
Menurut WMO, 2024 tercatat sebagai tahun terpanas dalam sejarah.
BACA JUGA: Krisis Iklim Makin Nyata, UEA dan Korea Selatan Dihantam Gelombang Panas Ekstrem
Berdasarkan data selama lima dekade, laporan tersebut mengungkap bahwa hampir separuh populasi dunia kini mengalami dampak negatif dari suhu tinggi.
Hal itu bisa mengancam kesehatan jangka panjang dan stabilitas ekonomi global.
BACA JUGA: Gelombang Panas Picu Lonjakan Penjualan AC di Korea Selatan, Samsung & LG Raup Untung
Mengacu pada data Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), lebih dari 2,4 miliar pekerja di seluruh dunia terpapar panas ekstrem setiap tahunnya, menyebabkan lebih dari 22,85 juta kasus cedera kerja.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News