GenPI.co - Myanmar mengadakan pemilu putaran pertama di bawah pengawasan pemerintah militer.
Dilansir AP News, Minggu (28/12), pemilu ini berlangsung di tengah perang saudara yang berkecamuk di berbagai wilayah.
Hasil akhir pemilu baru bisa diketahui setelah dua putaran berikutnya pada Januari.
BACA JUGA: Setelah Kalahkan Myanmar, Pelatih Filipina Kirim Pesan ke Timnas Indonesia U-23
Jenderal Senior Min Aung Hlaing, yang memerintah Myanmar sejak kudeta 2021, diperkirakan akan menjabat sebagai presiden.
Pemerintah militer menyebut pemilu ini sebagai langkah kembalinya Myanmar ke demokrasi.
BACA JUGA: Junta Myanmar Siap Gelar Pemilu, Rakyat Terjebak di Tengah Perang Saudara
Namun, absennya partai-partai oposisi dan laporan penggunaan ancaman untuk memaksa partisipasi pemilih menimbulkan keraguan akan legitimasi proses tersebut.
Meski 4.800 kandidat dari 57 partai bersaing untuk kursi legislatif nasional dan regional, hanya enam kandidat yang memiliki peluang nyata memperoleh pengaruh politik.
BACA JUGA: Pemilu Myanmar Terancam Tidak Sah, Warga Sipil Terjebak di Tengah Konflik
Partai Persatuan Solidaritas dan Pembangunan yang didukung militer muncul sebagai pesaing terkuat.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News


















































