GenPI.co - Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PDIP Bonnie Triyana merespons rencana pemberian gelar Pahlawan Nasional untuk Presiden ke-2 RI Soeharto.
Bonnie mengatakan seharusnya pahlawan sejati tidak meninggalkan luka bagi bangsanya sendiri, terlebih menyengsarakan rakyat.
“Bukankah dia yang pernah membungkam suara-suara kritis dari aktivis mahasiswa,” katanya dikutip dari JPNN, Sabtu (8/11).
BACA JUGA: Savic Ali Tegaskan Banyak Kiai dan Warga NU Tolak Soeharto Jadi Pahlawan
Dia kemudian mengungkapkan sejumlah peristiwa penting pada masa Orde Baru, era kepemimpinan Soeharto.
Pada masa itu, kebebasan berekspresi terbatas. Kemudian krisis ekonomi yang melanda pada akhir pemerintahan Orde Baru.
BACA JUGA: Gibran Nilai Soeharto Berjasa Besar dalam Swasembada Pangan
“Dulu (Orde Baru) belum ada media sosial. Kalau kritik dianggap subversif, mengganggu, bisa ditangkap, bahkan hilang. Itu fakta,” ujarnya.
Penggagas pendirian Museum Multatuli itu menyampaikan pemerintah sebaiknya melihat fakta sejarah dengan utuh sebelum memberi gelar pahlawan untuk Soeharto.
BACA JUGA: Gus Mus Sebut Orang NU Tidak Paham Sejarah Jika Dukung Soeharto Jadi Pahlawan
“Kalau bicara mengenai kebebasan berekspresi, sekarang ngomong apa saja di media sosial diperbolehkan,” tuturnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News


















































