GenPI.co - Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro menyoroti dugaan politisasi penanganan bencana di Aceh.
Sebab dalam beberapa waktu belakangan muncul informasi yang menyebut ada surat permintaan bantuan ke lembaga internasional yang disebut tak diketahui Gubernur Aceh.
Bawono mengatakan munculnya narasi yang tak sejalan dengan pernyataan resmi pemda pun patut dilihat secara kritis.
BACA JUGA: Respons Cepat Perindo untuk Korban Banjir Aceh Tamiang
“Ketika kepala daerah mengaku tak tahu surat itu, wajar jika publik mempertanyakan siapa aktornya dan apa kepentingannya,” katanya dikutip dari Antara, Kamis (18/12).
Menurut dia, bencana sering menjadi ruang sensitif yang rawan digunakan untuk membangun drama politik atau framing tertentu.
BACA JUGA: Baru 50% BTS di Aceh On Air, Pemulihan Telekomunikasi Masih Berat
Bawono menilai ketika ada pihak ketiga membangun kesan seolah Aceh butuh intervensi luar karena negara absen, maka memunculkan potens bahaya.
“Ini bukan mengenai bantuan asing atau tidak. Tetapi bagaimana narasi dibentuk. Kalau ada yang membangun kesan Aceh butuh intervensi, ini potensi bahaya politik,” ujarnya.
BACA JUGA: Pertamina Tambah 6 Skid Tank Elpiji ke Aceh, Total Pasokan Capai 90 MT
Dia menyebut warga Aceh punya karakter kuat dan mertabat. Dalam sejarah pun masyarakat di Tanah Rencong tak pernah menjadikan bencana sebagai alat meminta bantuan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News


















































