GenPI.co - KPK menyebut Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah (RM) diduga memeras anak buahnya dan menerima gratifikasi untuk biaya dirinya maju di Pilkada Bengkulu 2024.
Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengatakan RM pada Juli 2024 menyampaikan butuh dana dan penanggungjawab wilayah dalam rangka Pilkada 2024.
Sekda Bengkulu Isnan Fajri pada September-Oktober 2024 kemudian menindaklanjutinya dengan mengumpulkan seluruh pimpinan OPD dan kabiro di Pemprov Bengkulu.
BACA JUGA: Aktivis Antikorupsi Minta KPK Cek Harta Kekayaan Andika Perkasa
Isnan Fajri kemudian meyampaikan arahan untuk mendukung program Rohidin yang kembali maju sebagai calon gubernur di Pilkada Bengkulu.
Setelah pertemuan itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Bengkulu Syafriandi menyerahkan Rp 200 juta ke Rohidin melalui ajudannya.
BACA JUGA: KPK Periksa 2 Bos PT Damon Indonesia Berkah, Diduga Jadi Makelar Pengadaan Bansos Presiden
Syafriandi menyerahkan uang tersebut supaya tidak dicopot dari jalannya kepala dinas. Kemudian Kepala Dinas PUPR Bengkulu Tejo Suroso juga menyerahkan Rp 500 juta.
Uang itu didapatkan dari pemotongan anggaran, di antaranya ATK, SPPD, dan tunjungan pegawai. Lalu Kepal Disdikbud Bengkulu Saidirman menyetorkan Rp 2,9 miliar atas permintaan RM.
BACA JUGA: KPK Lacak Tempat Mbak Ita Tukar Uang Hasil Dugaan Korupsi
Saidirman juga diminta Rohidin supaya mencairkan honor pegawai tidak tetap dan guru tidak tetap di Bengkulu sebelum 27 November 2024.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News
