Ketika Hati Sedih

12 hours ago 2

Malam ini begitu kelam,
seakan menelan semua cahaya yang pernah kupercaya.
Aku duduk memeluk lutut, mencoba menenangkan dada yang berdegup tak beraturan.
Ada sesuatu yang hilang… atau mungkin memang tak pernah benar-benar kumiliki.

Aku merindukanmu dalam diam,
rindu yang tak punya alamat, tak tahu jalan pulang.
Kau begitu dekat dalam ingatan, namun begitu jauh dalam kenyataan.
Kau hadir di setiap detak napas, di setiap detik yang membeku,
tapi tak pernah benar-benar bisa kusentuh.

Aku berjalan di lorong mimpi yang dingin,
menyusuri kabut malam sambil menggenggam bayanganmu yang semakin pudar.
Kadang aku ingin berlari mengejarmu,
tapi kaki ini terlalu lemah, hatiku terlalu koyak.

Aku ingin menatap matamu sekali saja,
untuk memastikan bahwa rinduku tak sia-sia.
Namun kau hanya berdiri di seberang senja,
tertawa pada sunyi yang menelanku perlahan.

Lalu aku pun pergi,
meninggalkan luka yang tak pernah sembuh,
meninggalkan dunia yang tak lagi mau memelukku.
Aku berjalan masuk ke mimpi yang kelam, mimpi yang tak pasti,
hanya untuk mencari sisa hangatmu yang entah di mana.

Di sana, mungkin aku akan menemukanmu,
mencium bau tubuhmu di antara kabut,
mendengar namaku bergetar di bibirmu yang basah oleh malam.
Aku tahu, semua ini mungkin semu —
tapi di dalam gelap, hanya itu yang kumiliki.

Dan bila akhirnya aku tak pernah kembali,
biarlah rinduku tinggal di malam,
bersama bintang yang patah,
bersama bulan yang menangis diam-diam.

Karena mencintaimu adalah caraku bertahan,
meski harus hilang
di mimpi yang tak pernah menungguku pulang.

Juli 2025

Lindafang😔

Read Entire Article
Kuliner | Cerita | | |