GenPI.co - Kekhawatiran terhadap perubahan iklim kini menjadi alasan utama generasi muda di Amerika Serikat dan negara maju ragu memiliki anak.
Dalam survei global yang dimuat di The Lancet (2024), mayoritas responden berusia 16-25 tahun mengaku "sangat" atau "ekstrem" khawatir terhadap perubahan iklim.
Bahkan, lebih dari setengahnya (52%) mengatakan ragu memiliki anak karena takut akan masa depan bumi.
BACA JUGA: Perubahan Iklim Merajalela, Satwa Liar di Inggris Kewalahan Hadapi Cuaca Ekstrem
Pew Research Center juga mencatat bahwa orang dewasa di bawah 50 tahun tanpa anak empat kali lebih mungkin mempertimbangkan faktor iklim dalam keputusan mereka dibanding generasi yang lebih tua.
Bagi banyak orang, ketakutan ini tidak hanya soal cuaca ekstrem atau bencana alam, tetapi juga tentang jejak karbon generasi berikutnya.
BACA JUGA: Australia Hadapi Risiko Iklim Ekstrem, Bencana Alam Bakal Meningkat Tajam pada 2050
Pakar bioetika dari Universitas Johns Hopkins Profesor Travis Rieder menyebut memiliki anak sebagai tindakan dengan "warisan karbon" paling besar.
"Kita tidak hanya bicara tentang popok, rumah lebih besar, dan mobil lebih besar. Kita juga menciptakan seseorang yang akan meninggalkan jejak karbon sepanjang hidupnya," ujarnya, dilansir AP News, Kamis (6/11).
BACA JUGA: Dilema Iklim China: Pemimpin Energi Hijau, Tetapi Masih Jadi Raja Batu Bara
Namun, Rieder tidak menganjurkan untuk tidak punya anak sama sekali.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News


















































