Catatan Dahlan Iskan: Tambang Triliun

1 day ago 15
 Tambang Triliun - GenPI.co
Dahlan Iskan. Foto: Disway

GenPI.co - Podcast Akbar Faisal dengan Ikhlas Bahrawi membuka tabir  kisruh di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Cara Bahrawi membukanya sedikit-sedikit. Lebih banyak membuat penasaran.

Misalnya: ternyata Bahrawi pernah diminta Gus Yahya, ketua umum PBNU, untuk mempelajari proposal bisnis pengelolaan tambang batu bara milik NU.

Proposal itu datang dari perusahaan yang terafiliasi dengan Boy Tohir, pemilik PT Adaro --raja batu bara Indonesia. Anda sudah tahu Boy Tohir adalah kakak kandung Erick Tohir, menteri pemuda dan olahraga yang mantan menteri BUMN.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Puisi Ayah

Anda juga sudah tahu: di zaman Presiden Jokowi, NU diberi tambang batu bara di Kaltim seluas 25.000 hektare. Isinya: sekitar satu miliar ton batu bara. Semuanya batu bara kelas satu di Indonesia: kalorinya di atas 6.000 --padahal mayoritas tambang di Indonesia hanya mengandung batubara dengan kalori 3.000 sampai 4.500. Kadar sulfurnya pun sangat rendah: sekitar 0,7. Kadar pencemar udaranya sangat minim. Pasar dunia rebutan batu bara kelas satu seperti itu. Harganya, Sabtu lalu, USD120/ton.

Biaya mengeruk batu baranya pun sangat murah. Batu bara NU itu ada di permukaan tanah. Beda dengan batu bara di Tiongkok yang berada di kedalaman sekitar 1.000 meter di bawah tanah. Untuk mengambilnya harus bikin terowongan bawah tanah.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Peak Halimun

Dari keterangan Bahrawi di podcast itu tersirat bahwa Jokowi pernah ”menitipkan” pesan agar NU menyerahkan pengelolaan tambangnya kelak ke perusahaan yang terafiliasi dengan Boy Tohir. Itu karena NU belum punya kemampuan sendiri untuk mengelola tambang batu bara.

Dengan gambaran seperti itu perusahaan tersebut merasa pasti akan diserahi untuk mengelola tambang milik NU. Bahkan sejak sebelum tambang itu sendiri resmi diberikan ke NU.

BACA JUGA:  Catatan Dahlan Iskan: Anwar Ali

Buktinya, selama tahun 2024, sudah ada ”uang muka” yang yang mengalir ke PBNU. Lima kali transfer. Jumlah totalnya Rp40 miliar. Tentu uang itu resmi masuk ke PBNU. Artinya, Gus Yahya, sebagai ketua umum, tahu dan menyetujui penggunaannya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Read Entire Article
Kuliner | Cerita | | |