
GenPI.co - Pengamat politik Ray Rangkuti memberi sejumlah catatan kritis pada pelaksanaan Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang digelar Juli 2025.
Dia mengatakan hal pertama yang disorotnya yakni jumlah peserta pemilu raya yang terdaftar ada 187.306 orang tersebut.
“Tidak jelas ini apakah menunjukkan jumlah semua anggota PSI yang punya Kartu Tanda Anggota (KTA) atau tidak,” katanya dikutip dari JPNN, Senin (21/7).
BACA JUGA: PSI DIY Dukung Agus Mulyono Jadi Ketum PSI, Kaesang Pangarep Disebut Belum Tentu Menang
Rangkuti mempertanyakan terkait transparansi keanggotaan partai yang diklaim sistem satu orang satu suara.
“Jumlah ratusan ribu pemilik KTA PSI ini terasa kecil bagi partai politik dengan 2,81 persen suara pada Pemilu 2024,” ujarnya.
BACA JUGA: Peneliti Sebut Upaya PSI Sia-sia Jika Ganti Logo Hanya untuk Menggaet Pemilih PDIP
Dia juga menyinggung terkait jargon kesetiaan yang digaungkan PSI. Menurutnya, yel-yel setia terasa miris mengingat ada luka politik pada Pilpres 2024.
“Ada luka politik pada Pilpres 2024, yang mana keluarga Jokowi memilih berbeda dengan PDIP, partai yang membesarkan mereka (Jokowi),” ujarnya.
BACA JUGA: Gibran Bakal Dampingi Prabowo Subianto di Kongres PSI pada Minggu Malam
Hal lain yang menjadi sorotannya yakni pidato Ketum terpilih Kaesang Pangarep yang isinya lebih banyak janji membesarkan PSI.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News